Subscribe

Thursday, April 15, 2010

Core & Access Layer

Core, Distribution, Access Layer [Cisco Minded]

Para nettes yang budiman, dalam mendisain topologi network, kita harus merancang sedemikian rupa sehingga kedepan network yang kita kelola mudah untuk di kembangkan dan di menej sesuai kebutuhan di lapangan seperti kebijakan di instansi anda masing-masing. Mungkin bagi sebagian orang juga beranggapan : “*walah, ra penting kuwi, sek penting kan nyambung, ora perlu ngunu-ngunu kuwi*”, pendapat ini ada benarnya juga ketika kita hanya menghubungkan 2 PC atau network kecil saja, tetapi kalau acuan kita adalah QOS (Quality of Service) maka mau tidak mau kita harus mendesain dari awal network kita seperti gambardi bawah ini :

networkdesign-04

1. Core Layer
Pada layer ini bertanggung jawab untu mengirim traffic scara cepat dan andal. Tujuannya hanyalah men-switch traffic secepat mungkin (dipengaruhi oleh kecepatan dan latency). Kegagalan pada core layer dan desain fault tolerance untuk level ini dapat dibuat sbb :
Yang tidak boleh dilakukan :

  • tidak diperkenankan menggunakan access list, packet filtering, atau routing VLAN.
  • tidak diperkenankan mendukung akses workgroup.
  • tidak diperkenankan memperluas jaringan dengan kecepatan dan kapasitas yang lebih besar.

Yang boleh dilakukan :

  • melakukan desain untuk keandalan yang tinggi ( FDDI, Fast Ethernet dengan link yang redundan atau ATM).
  • melakukan desain untuk kecepatan dan latency rendah.
  • menggunakan protocol routing dengan waktu konvergensi yang rendah.

2. Distribution Layer
Pada layer ini sering disebut juga workgroup layer, merupaan titik komunikasi antara access layer dan core layer. Fungsi utamanya adalah routing, filtering, akses WAN, dan menentukan akses core layer jika diperlukan. Menentukan path tercepat/terbaik dan mengirim request ke core layer. Core layer kemudian dengan cepat mengirim request tersebut ke service yang sesuai.

3. Access Layer
Pada layer ini menyediakan aksess jaringan untuk user/workgroup dan mengontrol akses dan end user local ke Internetwork. Sering di sebut juga desktop layer. Resource yang paling dibutuhkan oleh user akan disediakan secara local. Kelanjutan penggunaan access list dan filter, tempat pembuatan collision domain yang terpisah (segmentasi). Teknologi seperti Ethernet switching tampak pada layer ini serta menjadi tempat dilakukannya routing statis.

Kebetulan dalam jaringan Internal UAD sudah menerapkan desain tersebut diatas dengan detail spesifikasi teknis sbb:

  • Core Layer di tangani mesin core.uad.ac.id BSD Minded dipadukan dengan Cisco Catalyst L3 (support multilayer) [118.97.x.x] dimana menangani jalur backbone utama ke ISP dan jalur Inherent
  • Distribution Layer di tangani mesin router Mikrotik 3.23 level 6 menangani routing terpusat, jadi semua unit /lokasi tidak ada NAT kecuali untuk Lab, sehingga kita bisa terhubung ke semua device pada masing-masing unit /kampus.
  • Access Layer ditangani mesin Mikrotik Router 3.23 level 6 dengan di bantu managable switch besutan Nortel dengan spesifikasi Nortel 2550T menangani VLAN di masing-masing kampus.

networkdesign-2

Semoga Bermanfaat.

Sumber : http://blog.uad.ac.id/imam_riadi/2009/06/24/core-distribution-access-layer-cisco-minded/

Monday, March 1, 2010

RIP ( Routing Information Protocol )

Routing Information Protocol (RIP)

A. Pengantar

Routing Information Protocol (RIP) adalah sebuah routing protocol jenis distance-vector, dimana RIP mengirimkan routing table yang lengkap ke semua interface yang aktif setiap 30 detik. RIP hanya menggunakan jumlah hop untuk menentukan cara terbaik ke sebuah network remote , tetapi RIP secara default memiliki sejumah nilai jumlah hop maksimum yang diizinkan, yaitu 15 yang berarti 16 dianggab tidak terjangkau (unreachable).

RIP versi 1 menggunakan hanya classful routing, yang berarti semua alat di network harus menggunakan subnet mask yang sama. RIP versi 2 menyediakan sesuatu yang disebut prefix routing, dan bisa mengirimkan informasi subnet mask bersama dengan update-update dari route (classless routing).

B. Mengkonfigurasi Routing RIP

Dalam pemhimplementasian RIP ini akan digunakan tiga buah router cisco, yaitu Router Kantor Pusat, Router Cabang A, dan Router Cabang B. masing-masing router memiliki satu buah client.

rip

Sekarang mari kita konfigurasi masing-masing router dengan menggunakan RIP versi 2:

Router Cabang A :

Router#configure terminal
Router(config)#interface fastEthernet 0/0
Router(config-if)#ip address 192.168.10.1 255.255.255.0
Router(config)#interface fastEthernet 0/1
Router(config-if)#ip address 192.168.20.1 255.255.255.0
Router(config)#router rip
Router(config-router)#version 2
Router(config-router)#network 192.168.10.0
Router(config-router)#network 192.168.20.0

Router Kantor Pusat :

Router#configure terminal
Router(config)#interface fastEthernet 0/0
Router(config-if)#ip address 192.168.20.2 255.255.255.0
Router(config)#interface fastEthernet 1/0
Router(config-if)#ip address 192.168.30.1 255.255.255.0
Router(config)#interface fastEthernet 2/0
Router(config-if)#ip address 192.168.40.1 255.255.255.0
Router(config)#router rip
Router(config-router)#version 2
Router(config-router)#network 192.168.20.0
Router(config-router)#network 192.168.30.0
Router(config-router)#network 192.168.40.0

Router Cabang B:

Router#configure terminal
Router(config)#interface fastEthernet 0/0
Router(config-if)#ip address 192.168.30.2 255.255.255.0
Router(config)#interface fastEthernet 0/1
Router(config-if)#ip address 192.168.60.1 255.255.255.0
Router(config)#router rip
Router(config-router)#version 2
Router(config-router)#network 192.168.30.0
Router(config-router)#network 192.168.60.0

PC A :

picture-a

PC P :

picture-p

PC C:

picture-c

C. Memverifikasi Routing Tabel RIP

Router Cabang A :

Router#show ip route
C 192.168.10.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0
C 192.168.20.0/24 is directly connected, FastEthernet0/1
R 192.168.30.0/24 [120/1] via 192.168.20.2, 00:00:25, FastEthernet0/1
R 192.168.40.0/24 [120/1] via 192.168.20.2, 00:00:25, FastEthernet0/1
R 192.168.60.0/24 [120/2] via 192.168.20.2, 00:00:25, FastEthernet0/1

Router Kantor Pusat :

Router#show ip route
R 192.168.10.0/24 [120/1] via 192.168.20.1, 00:00:26, FastEthernet0/0
C 192.168.20.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0
C 192.168.30.0/24 is directly connected, FastEthernet1/0
C 192.168.40.0/24 is directly connected, FastEthernet2/0
R 192.168.60.0/24 [120/1] via 192.168.30.2, 00:00:20, FastEthernet1/0

Router Cabang B:

Router#show ip route
R 192.168.10.0/24 [120/2] via 192.168.30.1, 00:00:01, FastEthernet0/0
R 192.168.20.0/24 [120/1] via 192.168.30.1, 00:00:01, FastEthernet0/0
C 192.168.30.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0
R 192.168.40.0/24 [120/1] via 192.168.30.1, 00:00:02, FastEthernet0/0
C 192.168.60.0/24 is directly connected, FastEthernet0/1

PING:

Dari PC A ke PC P:

picture2

Traceroute dari PC C ke PC A :

picture3

Dengan demikian RIP sudah berjalan dengan benar.


Sumber : http://1100060884.blog.binusian.org/2009/08/07/routing-information-protocol-rip/